Pada suatu hari di
zaman dahulu kala di salah satu kabupaten kebumen ,desa karangsambung terdapat
sebuah dukuh yang bernama dukuh parangan. pada suatu ketika para sesepuh
setempat memohon kepada para dewa khayangan untuk membangunkan sebuah gunung .
pada suatu malam doa tersebut pun dikabulkan oleh para dewa khayangan dengan
beberapa persyaratan.
Di pagi harinya para
sesepuh pun mengumpulkan semua warga dan menyampaikan bahwa ditempat tersebut
akan dibangunkan sebuah gunung oleh para dewa khayangan .Semua warga menyambut
kabar tersebut dengan gembira atas terkabulnya permohonan doa para sesepuhnya.
Tidak berapalama sesepuh pun menyampaikan persyaratan yang diberikan para dewa
khayangan kepada warga. Pembanguan gunung akan dikerjakan nanti malam namun ada
persyaran didalam pembangunan gunung tersebut yaitu tidak boleh ada yang
melihat proses pembangunan tersebut. dan para sesepuhpun menyuruh para warganya
untuk segera masuk kedalam rumah dan mengunci pintu rapat-rapat saat hari
menjelang malam sampai pagi sebelum terbit fajar warga tidak diperkenankan
keluar rumah. para warga pun menyanggupi persyaratan tersebut.
Setelah hari menjelang
malam para warga pun langsung masuk kedalam rumah masing-masing. Para dewa pun
turun dan langsung mengerjakan apa yang telah ia janjikan kepada para warga.
para dewa bekerja tanpa bicara. pertama-tama dibuatlah tiang-tiang dan langsung
ditimbunnya dengan tanah sehingga berbentuk bukit.
Ketika malam mau pagi
dan pengerjaan sudah mau selesai ,tinggal menimbun tanah untuk dijadikan
puncaknya dan para dewa masih bekerja. ada seorang gadis sedang jalan menuju
sungai luk ulo dekat tempat pembangunan gunung. dikarenakan gadis tersebut
tidak ikut kumpull saat ada pengumuman.
Gadis tersebut pergi ke
sungai untuk mencuci beras untuk dimasak. gadis tersebut jalan tanpa
memperhatikan sekelilingnya karena suasana yang masih gelap dan sepi. dan
ketika gadis tersebut mau turun ke sungai gadis tersebut kaget melihat sebuah
gunung.
"Hah ada gunung
disini! padahal dari kemarin disini tanahnya rata nggak ada gunung.Duh gusti .
apa saya mimpi ya? kata gadis tersebut dalam hati.
Tapi,ketika gadis tersebut
melihat ada makhluk besar sedang membawa batu, gadis itu langsung lari terbirit-birit.Karena
sangat ketakutan. “Tolong tolong tttoooolllloooong! Triak gadis tadi dengan
nada lantang.
Gadis tadi lari dengan
sekencang-kencangnya. Sampai-sampai tidak menghiraukan hari yang masih gelap.
Beras yang mau dicuci tadi tumpah disepanjang jalan. Dan berdasarkan cerita
orang-orang setempat beras yang tumapah tersebut menjadi batu merah yang
menyerupai beras.
Para dewa yang masih
bekerja kaget mendengar triakan gadis tadi. Para dewa telah mengetahui bahwa
pekerjaannya dalam membuat gunung telah diketahui oleh manusia.
“Pekerjaan kita telah
diketahui seorang gadis mari kita tinggalkan saja tempat ini. Para warga telah
melanggar perjanjian yang telah disepakati”. Kata dari salah satu dewa. Dan para
dewa pun langsung bergegas pergi meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai.
Begitulah cerita legenda
dari kebumen jawa tengah .sehingga masyarakat menamai dengan gunung wurung yang kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
menjadi “gunung yang belum jadi”. Namun kalau berdasarkan ilmu geologi gunung
wurung terbentuk daru batuan intrusi,material
batuan yang sebelumnya bahan cair yang sangat panas (pijar) yang berasal dari
magma yang ada didalam perut bumi . magma tersebut mendesak hendak keluar
kepermukaan bumi. Namun terlanjur membeku sebelum sampai kepermukaan bumi. Sedangkan
batuan yang berbentuk beras disebut dengan batuan diabas.
Demikian cerita gunung
wurung yang dapat saya share keteman-teman yang semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar